Kamis, 03 Juni 2010

Bab8 MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP



A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati.
Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti
pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan
pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu
merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan
tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu
yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga
hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal,
sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai
pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk, yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan
hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
(A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang bempa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma
yang terdapat pada negara tersebut
(C)  Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung
suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi
politik, ideologinya disebut ideologi politik. Jika organisasi itu negara, ideologinya disebut
ideologi negara.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan,
usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang
tidak terpisahkan. Cita - cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan
usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang
baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah
kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan
kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan

B. CITA-CITA

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan,
harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan
merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian
cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang.
Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi,
dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang
makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu
disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehinga usaha
untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita
ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya
kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai
ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan,
hal itu bergantung dari tiga faktor. Pertama, manusianya yaitu yang memiliki cita-cita; kedua,
kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah
cita-cita yang hendak dicapai.


Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya.
Ada orang yag tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan
saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi
sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya
sendiri.Sebaliknya dengan anak yang dengan kemauan keras ingin mencapai apa yang di
cita-citakan, cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk
mencapainya
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut
yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi
yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan
kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita
Faktor tingginya cita-cita yang merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-cita.
Memang ada anjuran agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit.
Tetapi bagaimana faktor manusianya, mampukah yang bersangkutan mencapainya; demikian
juga faktor kondisinya memungkinkan hal itu. apakah dapat merupakan pendorong atau
penghalang cita-cita. Sementara itu ada lagi anjuran, agar seseorang menempatkan cita-citanya
yang sepadan atau sesuai dengan kemampuannya. Pepatah mengatakan "bayang-bayang
setinggi badan", artinya mencapai cita-cita sesuai dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang
terakhir ini menyebabkan seseorang secara bertahap mencapai apa yang diidam-idamkan.
Pada umumnya dilakukan dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
saat itu serta kondisi yang dilaluinya

 C. KEBAJIKAN
 Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya
sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral.
Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua
unsur itu terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai
pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya.
Justru karena itu, karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal
Kebajikan.

D. USAHA / PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus
kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan.
Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia
tidak dapat hidup sempurna. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus kerja keras.
Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi
semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau
dengan kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada
dengan jasmaninya. Sebaliknya para buruh, petani lebih banyak menggunakan jasamani
daripada otaknya.

 E. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau
kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran
naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.
(a) Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan
tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya
pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan
hukum-hukumnya, secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia sebagai mahluk tidak mampu
menguasai alam ini, karena manusia itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha/berencana
tetapi Tuhan yang menentukan .
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada
Tuhan. Lalu mana yang benar ? Yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada,
maka kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada
hanya natur.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah mahluk
ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan
yaitu agama. Ajaran agama itu ada dua macam yaitu :
1. Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agama
yang dogmatis bersifat mutlak (absolut), terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist.
Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah.
2. Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya
relatif (terbatas). Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama termasuk kebudayaan, terdapat
dalam buku-buku agama yang ditulis oleh pemuka-pemuka agama. Sifatnya dapat
berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman.

Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan
manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh ajaran-ajaran Tuhan
melalui agamanya Manusia yakin bahwa kebajikan itu diridhoi oleh Tuhan, pandangan
hidup yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan
segala-galanya disebut pandangan hidup religius (keagamaan).
Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan
tertinggi, maka keyakinan itu bermula dari kekuatan natur. Pandangan hidupnya dilandasi
oleh kekuatan natur. Manusia yakin bahwa kebajikan adalah kebajikan natur. Pandangan
hidup yang dilandasi oleh kekuatan natur sifatnya athéisme. Ini disebut pandangan hidup
komunis.
(b) Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia
berpikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan
kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan pikir (akal) kebajikan itu dapat
dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi. Teknologi adalah alat bantu mencapai
kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan
dengan hati nurani.
Akal berasal dari bahasa Arab, artinya kalbu, yang berpusat di hati, sehingga timbul
istilah "hati nurani", artinya daya rasa. Di Barat hati nurani ini menipis, justru yang menonjol
adalah akal yaitu logika berpikir. Karena itu aliran ini banyak dianut di kalangan Barat Di
Timur orang mengutamakan hati nurani.yang baik menurut akal belum tentu baik menurut
hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu
bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima
akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat
diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme.Kebebasan
akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah laku dan
perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap
individu, karena itu individu yang berakal (berilmu dan berteknologi tinggi) dapat menguasai
individu yang berpikir rendah (bodoh).

(c) Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. kekuatan gaib artinya kekuatan yang
berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah
dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan
akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benar
menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua
kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir,
sedangkan hati nurani dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak
menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan
logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari
keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun sebagai
daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif pandangan
hidup ini disebut sosialime - religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut
logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Apabila kita kaji maka antara dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok.
Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika berpikir kolektif, sedangkan pandangan
hidup sosialisme religius menenkankan pada logika berpikir kolektif individual. Pandangan
hidup sosialisme mengutamakan logika berpikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme
religius mengutamakan kedua-duanya logika berpikir dan hati nurani. Pandangan hidup
sosialisme tidak begitu menghiraukan kekuasaan Tuhan, sebaliknya sosialisme religius
kekuasaan Tuhan begitu menentukan

F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK.
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana
kita memeperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada
yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang
memperlakukaan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan
hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan
pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun
langkah-langkah itu sebagai berikut :
(1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari
setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita
yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita
dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup
itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia. Adam dan hawalah dalam hal ini yang
merupakan manusia pertama, dan berarti pula mereka mempunyai pandangan hidup yang
digunakan sebagai pedoman dan yang memberi petunjuk kepada mereka.

(2) Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini
dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara kita
berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya
mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Begitu juga bagai
yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur'an,
Hadisi dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun
di akheraL Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana Al Qur'an, hadist, dan ijmak
itu. Sehingga dengan demikian mempunyai suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup
dalam Agama Islam.
Mengerti terhadap pandangan hidup di sini memegang peranan penting. Karena dengan
mengerti, ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup itu

3) Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan
hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan
benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya,
yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu
sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa
hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap
lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan
hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai
kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
Yang perlu diingat dalam langkah mengerti dan menghayati pandangan hidup itu,
yaitu harus ada. Sikap penerimaan terhadap pandangan hidup itu sendiri. Dalam sikap
penerimaan pandangan hidup ini ada dua alternatif yaitu penerimaan secara ikhlas dan
penerimaaan secara tidak ikhlas.
Dengan kata lain langkah mengenai mengerti dan menghayati ini ada sikap penerimaan
dan hal lain merupakan langkah yang menentukan terhadap langkah selanjutnya. Bila dalam
mengerti dan menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas, maka langkah selanjutnya akan
memperkuat keyakinannya. Akan tetapi bila sebaliknya langkah selanjutnya tidak berguna

(4) Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau
dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya
kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal
untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap
pandangan hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan
untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu
dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam meyakini ini penting juga
adanya iman yang teguh. Sebab dengan iman yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh
pengaruh dari luar dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti.
(5). Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini
sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan perwujudan manfaat
mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud
di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat.
Jadi jika kita sudah mengenal, mengerti, menghayati, dan meyakini pandangan hidup
ini, maka selayaknya disertai dengan pengabdian. Dan pengabdian ini hendaknya dijadikan
pakaian, baik dalam waktu tentram lebih-lebih bila menghadapi hambatan, tantangan dan
sebagainya.

Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada
suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu dan atau mayalahkannya tentu
dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena
kemungkinan merasakan bahwa dalam berpandangan hidup itu dia telah mengikuti
langkah-langkah sebelumnya dan langkah-langkah yang ditempuhnya itu telah dibuktikan
kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang mengganggunya maka dia pasti
akan mengadakan suatu respon entah respon itu berwujud tindakan atau lainnya
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit
kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan
ini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan
iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan
hidup itu.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g:
:h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r: :s: :t: :u: :v: :w: :x: :y: :z:

Posting Komentar

Powered By Blogger

OKe

no hal

Search