Jumat, 04 Juni 2010

Kuliah Umum Terakhir Sri Mulyani di UI

GELAK tawa mewarnai acara farewell lecture atau kuliah umum terakhir Sri Mulyani di Universitas Indonesia (UI). Kuliah ini berubah menjadi ajang reuni, penuh dengan nostalgia.
Acara yang direncanakan untuk mahasiswa Magister Manajemen FEUI, rupanya dipenuhi oleh para ILUNI FEUI dari angkatan jadul (jaman dulu) hingga angkatan baru.
Ruang berkapasitas 300 orang mendadak penuh oleh para alumni. Bahkan para mahasiswa, terpaksa harus menyaksikan acara ini melalui layar televisi di lantai dasar.
Tadi ada 2.500 yang daftar, tapi karena merasa ada ikatan batin, dan sulit mendapatkan tempat jadi dibatasi. Banyak yang pengen lihat tapi liat layar di bawah, ujar Dekan FEUI Firmanzah di Gedung BRI, Kampus Magister Management UI di Salemba, Jakarta, Rabu (19/5).
Tidak tanggung-tanggung, Ketua Program MM-UI Rhenald Kasali sekaligus host dalam acara tersebut membawa Sri Mulyani dan teman-temannya di ILUNI FEUI bernostalgia, mengingat masa-masa kuliah dulu.
Mba Ani pernah ngajar di MM UI. Di sini susah cari parkiran, tapi yang gampang cari kamar jenazah. Ini yang membentuk watak Mba Ani karena kita diplonco lewat kamar jenazah. Jadi kita harus ingat hari esok, mungkin itu yang melatarbelakangi pengunduran dirinya, tutur Rhenald disusul tepuk tangan para hadirin.
Beberapa cerita nostalgia yang muncul menghadirkan gelak tawa para hadirin, termasuk Sri Mulyani yang didampingi suami. Namun, semua para wakil ILUNI yang memberikan sambutan dalam acara ini juga mengusung ucapan selamat dan doa kepada Sri Mulyani.
Jangan terlalu banyak bertanya dalam hidup itu. Kebenaran yang kamu anggap kebenaran adalah sebersit yang aku ciptakan, ujar mantan Menko Perekonomian Dorojatun Kuntjoro-jakti dalam akhir testimoninya untuk Sri Mulyani.
Dalam acara itu, Sri Mulyani Indrawati memaparkan alasan dirinya mundur sebagai pejabat publik. Ia merasa dipojokkan dalam panggung politik, dimana saat ini sebagai pembantu pemerintah dirinya tidak lagi dikehendaki dalam sebuah sistem politik.
Mengapa Sri Mulyani mundur dari Menteri Keuangan? Tentu ini sudah ada dalam kalkulasi, dimana saya anggap sumbangan dan kepentingan saya sebagai pejabat publik tidak lagi dikehendaki di dalam suatu sistem politik, ungkapnya.
Ia menyampaikan, hal tersebut dalam kuliah umum yang bertemakan Kebijakan Publik dan Etika Publik di Ballroom Ritz Carlton, Jakarta.
Sri Mulyani menganggap saat ini dirinya hanya seorang pembantu di pemerintahan.
Maka ketika diminta menjadi pembantu pemerintah, kita tidak bisa mengabaikan bahwa politik itu hampa atau vakum dan itu juga merupakan perkawinan antar kelompok untuk memperoleh kekuasaan, jelasnya.
Sri Mulyani merasa ketika sudah menjadi bagian dimana tidak dikehendaki dalam sistem politik, maka perkawinan kepentingan antar kelompok tadi sudah sangat dominan dan kental.
Banyak yang bilang itu kartel, tetapi saya lebih suka bilang itu kawin meskipun jenis kelaminnya sama. Hampir semua parpol pemimpinnya laki-laki, kecuali satu, canda Sri Mulyani.
Sri Mulyani menegaskan bahwa dirinya bukan dari sebuah partai politik, namun bukan berarti dia tidak mengerti politik. Saya bukan dari partai politik, bukan politisi namun bukan berarti saya tidak tahu politik. Selama lima tahun saya tahu partai politik hingga mengerti keadaan, dimana ketika menghadapi sebuah realita banyak orang yang ingin berbuat baik tetapi frustasi, paparnya.
Jika lingkungan politik, lanjut Sri Mulyani, sudah lagi tidak memungkinkan adanya etika berpolitik, maka sudah lagi tidak memungkinkan bagi orang seperti Sri Mulyani untuk eksis.
Sebab ketika saya dikehendaki untuk menjadi pejabat publik, saya berjanji tidak akan mengkhianati dengan berbuat korup. Saya bilang itu tidak mudah, sangat painfull, dimana mempunyai kekuatan yang besar, ungkapnya. (oto)

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g:
:h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r: :s: :t: :u: :v: :w: :x: :y: :z:

Posting Komentar

Powered By Blogger

OKe

no hal

Search